Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2017

Merespon Dengan Benar

Seminar proposal telah selesai dengan baik, meski ada tersendat dikit. Satu pelajaran terbaik yang kudapatkan adalah bahwa dalam seminar proposal yaitu Nggak usah menjelaskan semua bagian satu per satu, ambil aja bagian2 dari skripsimu yang menurutmu penting. Kemudian, bacakan saja semua. Biarkan para dosen yang bertanya, sebab tidak semua hal yang kita anggap penting untuk orang lain memang penting bagi mereka. Mereka akan menanyakan apa yang penting untuk mereka ketahui bagi diri mereka. Respon ini kuterima ketika Ibu Ester beberapa kali menyelaku ketika masih sedang berbicara. Usai seminar, aku sempat down sebab aku merasa gagal karena menurutku kedua dosenku tidak memahami apa yang aku sampaikan. Dan juga aku berpikir bahwa mungkin Bu Ester merasa "direndahkan" sebab temanku berkata aku seolah2 sedang mengajar ketika seminar berlangsung. Untuk menenangkan pikiran dan hatiku yang sedang remuk, aku mengajak adikku, Budianto dan temanku, Rico bermain playstation3 . M

Clinton's Impressive Answer

Suatu ketika di Samosir abangda dari teman dekat Clinton (perempuan) bertanya pada Clinton. "Kalo misalnya kalian dua jadi. Bisa nggak kau bersikap adil sama orangtuamu dan mertuamu?" Lalu, Clinton menjawab dengan tenang. "Kalo aku Bang, nggak bisanya aku bersikap adil, tapi setidaknya aku selalu berusaha untuk tidak menyakiti siapapun." Setelah aku mendengar jawaban Clinton, aku benar2 kagum padanya. Menurutku, dia adalah salah satu orang paling santun yang pernah aku kenal. Selain itu, dia juga orangnya jujur dan sederhana. Bagiku, dia adalah gambaran diriku ketika aku sudah mendekat ke titik puncak jati diriku. Praise the Lord who gave me many good friends in my life. ;)

Belajar Cara Chattingan

Temanku Rico Simatupang cerita pada kami (aku & Clinton) bahwa ia dan pacarnya lagi break . " Break ? Bukankah break berarti putus?" Aku berpikir demikian. Lalu kataku pada Rico bahwa aku nggak percaya. Rico pun nerangin kejadiannya samaku. Ia berkata bahwasanya pacarnya merasa direndahkan oleh chattingan yg Rico kirim padanya. Sebenarnya, isinya hanya ini doank. "Nggak puas pun aku kau buat." (Acara ulang tahun Rico, jalan2 berdua) Tiba2, pacar Rico ngebales gini.... "Yang kau pikirnya aku wanita sampah .... bla bla bla....." Setelah Rico nerangin agak panjang, aku merespon dalam hatiku, "kok bisa gitu ya tanggapannya?" "Nggak kau buat ya emoticon Pra?", tanyaku. "Nggak Pra.", jawab Rico. Pantesan lah pikirku. Dari sini aku belajar bahwa betapa pentingnya ternyata intonasi . Intonasi dalam ber -chatting disubstitusi pake emoticon. Beda intonasi, beda makna. Bedanya pun sangat signifikan. Karenanya, dalam berc

Topi Spongebob

Di hari nanti, aku akan desain topi yang mirip kayak yang dipake ama Spongebob. Kurasa, topi koki Spongebob itu lumayan unik. Bagian batoknya agak menjulang ke atas. Kalo warnanya sih, mirip aja dibuat kek punyanya si Sponsbob. Aku berfantasi, gimana kian ya kalo Maba 2016 make gituan. Aku yakin hal itu akan tampak lucu tapi memorable. ;)

Oh aku mengerti!

cSSi adalah salah satu kelompok yang dibentuk oleh kawan2ku karena seringnya bareng ngerjakan tugas kuliah bersama2. Memang kalok dilihat ke masa2 yg udah berlalu, 80% waktu ngampusku adalah bersama2 dengan cSSi. Banyak hal yg kami telah lalui. Jalan2 ke rumah teman kami Suindriani, makan2 dibandari oleh seseorang atau beberapa orang yang baru saja dapat beasiswa, dan ngadakan acara ulang tahun. Namun, sudah dari dulu aku sadar bahwa ada beberapa hal yang regang dalam kelompokku, yakni kurangnya waktu untuk bermain bersama, seperti main ludo, main leng, uno, dll. Kegiatan2 yg kulalui bersama cSSi lebih didominasi oleh kekuatan sebuah dana yg "cukup besar" (makan2). Padahal banyak hal berguna yg bisa dilakukan untuk membuat suatu kelompok jadi solid dengan dana yg minimum. Dari seluruh waktu bersama terbaik yg kulalui bersama cSSi adalah waktu jalan2 ke Perbaungan - meskipun banyak juga menghabiskan dana. Jalan2 ke Perbaungan tuh, yg kusorot bukan jalan2nya, tapi waktu

Galau Lagi

Kemarin aku galau tentang apakah Ibu Ester akan membalas WA ku atau tidak. Dan ternyata dibalas. Dan sekarang, sebuah berita menggalaukan menghampiriku yang dikabarkan oleh Safenny, ia berkata bahwa besok Ibu Ester mengadakan Workshop. Akibatnya, kemungkinan besar ibu itu tidak akan menghadiri seminar proposalku. Bagaimana ini? Jikalau aku nggak jadi seminar proposal besok (Rabu), kapan lagi aku akan seminar? Memang sih, ada alternatif lain, yaitu hari Jumat, 18 Agustus 2017. Tapi, apakah kedua Dosen Penguji saya menyetujui hal itu setelah dikecewakan oleh pembatalan besok? Aku tidak tahu. Biarlah Tuhan yang 'bertarung' untukku, sebab hal ini diluar kendaliku. Bapa, sebetulnya aku ingin Seminar Proposal besok dapat berjalan dengan baik. Tapi, apa saja yang mungkin terjadi besok, kuatkanlah hatiku dan hati dosen"ku untuk menerima segala keadaan yang akan terjadi. Janganlah kehendakku Bapa, kehendakmu pun jadilah. ;)

Hal Menitipkan Doa

Menurutku, hal "menitipkan doa" adalah sebuah kebiasaan yang salah. Apakah menitipkan doa kepada ayah, ibu ataupun kepada pendeta adalah hal yang salah? Menurutku, hal itu adalah hal yang salah juga. Jadi, apakah kita juga salah jikalau kita menitipkan doa dari seorang yang lebih benar dari kita? Salah juga. Kenapa? Ya, karena tidak ada seorang pun yang benar di hadapan Allah, akibatnya doa yang diucapkan oleh seorang pembunuh dengan doa yang diucapkan seorang Paus sekalipun memiliki kedudukan yang sama di hadapan Tuhan. Kuasa doa tidak dilihat dari siapa yang mendoakannya, tetapi dilihat dari apakah doanya sesuai dengan kehendak Tuhan. Lagipula, kenapa kita harus menitipkan doa kepada orang lain? Bukankah kita bisa melakukannya sendiri? #002

Yom Revi'i adalah Harinya

Setelah menunggu beberapa jam (9 pagi-2an siang) akhirnya aku mendapat 3 ttd untuk syarat seminar proposal. Tinggal menunggu beberapa hari lagi (+- 2 hari), SK ku akan keluar. Hatiku selalu lemah bila dihadapkan pada sebuah tanggung jawab, tapi di dalam kelemahanku itu, disanalah sering aku merasakan kuasa Tuhan bekerja dalam diriku (namun sering juga aku gagal merasakannya). Dari hal ini aku berpikir - kesimpulan sementara - bahwa Aku ingin menjalani setiap masalah yang kuhadapi dengan hati yang lemah, sebab ketika aku lemah, maka aku kuat oleh kuasa Tuhan.

Hati Yang Gelisah

Hatiku gelisah sebab kedua sahabatku (Clinton dan Rico) belum mendapat tanda tangan dari Dosen Pembandingnya (Ibu Asima) Aku memang belum mendapat 1 ttd lagi, tapi hal ini tampaklah mudah oleh karena dosen yg hendak kuminta ttd nya berada di kampus setiap hari. Aku hanya bisa berharap pada Tuhan bahwasanya Ibu Asima bisa nanti meluangkan waktunya sejenak untuk memberi ttd nya. Tuhan hatiku khawatir dan pikiranku bimbang apakah aku harus meminta ttd mendahului teman2ku? Aku sudah berjanji kepada Ibuku bahwa aku akan seminar proposal minggu ini, tapi minggu ini sudah berlalu, hanya tersisa minggu depan di bulan Agustus ini. Kuharap Bapa, aku dan kedua sahabatku bisa seminar proposal minggu depan. Apapun keputusan yang kuambil nanti, kiranya Engkau turut campur tangan dalam-Nya. Ya Tuhan Yesus, kuserahkan seluruh kekuatiranku kepada-Mu, sebab Engkau berkata “Come to me, all of you who are weary and carry heavy burdens, and I will give you rest. " Amen. ;)

Yom Sheni : Jangan Lupa Lagi!!

Puji Tuhan, tadi pagi aku mulai dengan berdoa dan membaca Alkitab. Dalam doaku, aku meminta seluruh keluargaku diberikan hikmat dalam memilih keputusan kami dalam bertindak. Sedangkan untukku pribadi, aku meminta dilancarkan nanti minta ttd dari Dosen Pembanding tugas akhirku sehingga aku dapat mememenuhi administrasi untuk Seminar Proposal nantinya. Tapi, ada hal yang membuatku sedikit kuatir tadi pagi, yaitu ada sebuah surat yang belum ditandatangani oleh Dosen Pembimbingku. Karena aku berpikir bahwa 'tidak baik' untuk meminta ttd lagi dari dosen pembimbingku, aku akhirnya memutuskan untuk menandatanganinya sendiri. Sebab aku berpendapat bahwa 'toh dosen pembimbingku udah tahu aku bakal seminar proposal, jadi nggak apa2 lah kalo aku nandatanganinya. Kalo aku memintanya lagi, takut mengganggu waktu ibu itu." Aku juga berpikir bahwa, 'lagipula tidak ada yang aku rugikan dalam hal ini'. Meskipun demikian, aku mengaku bahwa aku sudah melakukan kebohongan. Ap

IMAN menurutku ...

Hari ini kulalui dengan tenang dan damai. Meskipun begitu, keinginan daging masih timbul dari diriku. Menurut buku yang kubaca yang bercerita tentang Marthin Luther, sang Reformator Gereja, Luther bercerita bahwa keinginan itu memang tidak akan pernah hilang sebab kita hidup dalam daging, kita hanya belajar dari hari kehari untuk menjadi pribadi yang baru (lahir baru) yang dipimpin oleh Roh Kudus. Oleh karenanya, jikalau seseorang disana mengalami hal yang sama sepertiku, tidak perlu cemas kenapa hal itu tidak lekang dari pikiran anda. Kita hanya perlu mengendalikannya, bukan melenyapkannya. Itulah namanya hidup. Tidak lupa juga, tadi pagi aku juga dikuatkan oleh khotbah Joseph Prince - di story instagram beberapa detik - yang mengatakan bahwa ketika kita tidak berhenti mencari Tuhan walaupun sering tersandung dosa, itulah namanya Iman. Khotbah tersebut memberikan aku kekuatan lebih untuk menjalani keseharianku tadi. ;) ~ ♡ ♥ ♥ ~ Roh itu bekerja dalam Firman. ~ ♡♥ ♡ ~

Yom Rishon : Hidup Terhormat

Baru saja aku terbangun. Sebab hari ini adalah awal baru bagiku, aku membukanya dengan Membaca Alkitab. Kejatuhanku di hari kemarin berawal dari 2 hari berturut2 yang aku jalani tidak dimulai dengan bertatap muka dengan Tuhan (membaca Alkitab). Aku tidak begitu yakin apakah itu sebabnya , padahal dalam 2 hari tersebut aku mendengarkan Khotbah dari Joseph Prince. Tetapi yang menjadi hipotesisku adalah Aku salah memahami apa itu Keselamatan Yang Cuma2. Aku tidak tahu bagaimana merespon Kabar Baik tersebut. Aku terlalu berfokus tentang "Itu bukanlah hasil usahaku", sehingga secara tidak disengaja tubuh dan pikiranku mendorongku untuk berbuat sewenang2 atas Kebebasan yang ditawarkan oleh Pengorbanan cuma2 yang diberikan oleh Yesus. Kini aku menyadari bahwa betapa berbahayanya Kebenaran Yang Tidak Utuh . Terlebih kebenaran yang berbicara tentang kebebasan. Kendati demikian, aku telah memahami bahwa Aku tetaplah harus berusaha untuk hidup terhormat setiap hari tetapi dengan

Hidup Terhormat

Aku mengalami kekalahan hari ini. Aku jatuh. Dan dari kejatuhan ini, aku menyadari bahwa aku belum memiliki kepercayaan yang benar . Meskipun demikian, ini adalah kesempatanku untuk bangkit kembali. Memulai awal yang baru. HIDUP TERHORMAT. Iblis sekarang sedang menuduhku dengan berkata, "Ah itu hanya sebentar doang. Palingan kamu jatuh lagi nanti. Lagipula, kamu sudah mengkhianati Dia. Tak ada guna untuk balik kembali. Kamu sudah tidak suci lagi." Kesalahan yang berulang2 kulakukan adalah hal ini, yaitu mengajak Iblis untuk berdiskusi denganku. Saat ini, aku telah memahami bahwa kesalahanku ini tidak dapat menjeratku lagi sebab Dia (Yesus) telah menghapus dosaku dari masa lalu, masa kini, maupun masa mendatang sehingga aku benar di hadapan Allah oleh karena Kebenaran Kristus. Untuk menyikapi Pemberian yang cuma2 tersebut, aku harus menghormati tubuhku sebab TUBUHKU ADALAH TUBUH KRISTUS. Setiap hari aku harus hidup terhormat. Tuhanlah yang menguatkan aku, serta Roh Ku

Jangan Berpikir Saat Kepala Panas!

Kemarin, saya baru saja minta ttd kepada dosen (Pak Rosman) untuk pengesahan dosen pembanding dan juga diskusi mengenai jadwal seminar. Tetapi, bapak itu tidak mau nandatangani soalnya tidak etis menurut beliau. Dan bapak itu nyuruh saya minta ttd terlebih dahulu kepada dosen pembimbing saya. Karena hari masih pagi (< jam 10), saya langsung nge-sms Ibu Esther. Usai sms Ibu tuh, aku segera ke kamar mandi untuk BAK. Tiba2 sebuah getaran muncul dari kantong celanaku. Karena masih dalam keadaan BAK, aku pun memutuskan untuk tidak ngangkatnya. Soalnya saya berpikir juga bahwa itu mungkin teman saya saja, toh nanti bisa ditelpon lagi. Eh usut punya usut ... Ternyata telpon tadi tuh adalah dosen pembimbing saya, Ibu Esther. Aduh ... "Gimana ini? Apa yang harus kulakuin?", pikirku dalam hati Aku pun bertanya pada temanku Artika apa yang harus aku lakukan. Ia pun nyuruh aku untuk nge-sms balik ibu itu dan meminta maaf. Sms pun kulayangkan dari hpku, dengan isi berikut. "