Puasa yang kemarin berjalan dengan berhasil.
Kendati begitu, ada beberapa hal yang harus kuperbaiki, yaitu
Jangan pernah menunggu waktu tentang kapan berakhirnya puasa. Karena semakin aku memikirkannya, semakin lemahlah tubuhku.
Secara pribadi, tidak terlaksananya rutinitas (baik) dengan mendasarkan alasan pada lemahnya tubuh akibat berpuasa adalah sebuah kesalahan dalam berpuasa.
Dan mungkin saja hal ini dapat dijadikan sebagai bukti bahwa puasa yang dilakukan "gagal" - untuk saat itu. Sehingga dapat dikatakan bahwa puasa itu tidaklah "sejati".
Kesejatian puasa terletak pada penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan.
Tuhanlah yang menguatkan aku dalam segala usaha yang kulakukan.
Setidaknya, itulah yang kuyakini (1/2 hari setelah menjalankan puasa, tapi baru saja aku bisa menyimpulkannya dalam kalimat ini). ;)