Skip to main content

Yom Sheni Puasa (Part 1)

Terbangun dari sebuah mimpi,

"Aku mirip seperti seorang pencuri. Aku menyelinap melalui dinding gedung2 - mirip seperti sebuah penjara.

Di tempat ini, ada semacam Lampu Patroli yang sangat besar. Ketika aku menyelinap ke gedung2 itu, aku selalu menghindar dari cahaya lampu itu. Sebab aku berpikir bahwa jikalau aku terkena cahaya itu, penjaga akan menangkapku.

Aku berpindah dari ruangan satu ke ruangan lain. Sewaktu tiba di ruangan baru, tiba2 seorang penjaga gedung berlari dengan cepat melalui anak tangga.

Aku pikir ia telah melihatku. Aku bersembunyi di balik tembok. Dan ketika ia hendak sampai di anak tangga terakhir, aku pun menendangnya, dan ia terjatuh.

Namun, ia tidak menjaga seorang diri. Seorang penjaga lain melihatku, dan melemparkan granat padaku. Bersamaan dengan itu, aku membunuh penjaga tersebut. Tetapi, ia sudah membuang granatnya tepat di depan mataku.

Bom itu meledak dan nyawaku tinggal 15 exp."

Aku pun terbangun.

Dan aku segera melihat jam dari hpku.

Sekarang sudah pukul 05.59 WIB.

Aku berpikir,
"Bagaimana mungkin aku dapat mempersiapkan diri hanya dalam waktu semenit saja? Aku pasti membutuhkan energi lebih pada hari ini sebab aku akan berangkat ke kampus pagi ini. Aku tidak akan mungkin dapat membantu teman2ku yang hendak berdiskusi denganku karena pastinya aku tidak akan kuat dalam berkonsentrasi nanti."

Aku berpikir lagi,

"Apakah puasaku kemarin akan gagal hanya karena aku melewati jam awal mulai puasa?"

Dan sebuah pikiran muncul untuk membelaku yang berkata,

"Sabat dibuat untuk manusia, bukan manusia untuk Sabat."

Berbagai pikiran pengacau pun muncul dengan berkata,

"Kemurnian puasamu telah gagal."

Aku teringat dengan kata Joseph Prince bahwa setiap hari iblis akan berusaha mengacaukan segala pikiran baik kita dengan cara menuduhkan kepada kita bahwa kita telah gagal.

Karena itu, aku pun berpikir optimis dengan berkata,

"Puasa ini kan bukan untuk memurnikan aku dari dosa, tetapi untuk menjauhkan aku akan dosa yang mungkin akan aku lakukan. Oleh karenya, aku akan tetap melanjutkan puasa ini hingga hari ketujuh. Terlebih lagi, Yesus sang Anak Manusia juga melakukan puasa. Bukankah kita juga meniru Yesus cara hidup Yesus juga? Meskipun kita tidak akan pernah melakukannya secara sempurna - sebab kita memang tidak sempurna. Aku yakin dan percaya bahwa puasa yang dilakukan Yesus adalah sebuah pertanda baik bagi kita. Semacam sunnah. "

Akhirnya aku menemukan jawabannya,

Puasa adalah sebuah PERINGATAN.
Sama seperti ketika Yesus menyuruh murid-muridNya untuk selalu melakukan Perjamuan Kudus.

Peringatan akan apa? Peringatan bahwa Yesus juga pernah dicobai di padang gurun. Itulah jawabannya.

Puasa adalah peringatan bahwa hidup tidak pernah lepas dari pencobaan.

Ya Abba, ya Bapa, kuatkanlah aku hingga hari terakhir. Amen.

Firman penguat,

Jesus said to him, "If I will that he remain till I come, what is that to you? You follow Me."

Popular posts from this blog

Wakare No Yokan by Teresa Teng (English & Indonesian Translation)

Kali ini, saya hendak berbagi terjemahan lirik lagu Wakaren No Yokan (Teresa Teng). Sebetulnya, lagu Wakare No Yokan ini berbahasa Jepang. Tapi, alunan melodi lagu ini telah menggugah hati saya untuk mencari makna yang terkandung dalam lagu ini. Pertama2, saya mencari terjemahan lirik lagunya dalam bahasa Indonesia melalui Googel. Nggak ketemu. Lalu, saya berpikir sejenak. "Gimana ya bisa menemukan terjemahannya?" Sebuah ide pun tiba2 muncul di kepala saya. English translation. Saya pun mengetikkan kata kunci ini di Google. " English translation of Wakare No Yokan by Teresa Teng ." Beruntung, saya pun menemukannya dari alamat di bawah ini. Wakare No Yokan - Teresa Teng (English Translation) Thanks a lot for the admin who share that translating for us. Lets see my translation! Please comment, jika anda menemukan terjemahan y kurang cocok atau pun y salah. Arigatto! Wakare No Yokan - Teresa Teng Presentiments of a Break-up Firas

Puisi 3 Hari | Part 3

Para Pemberani dan Aku Masa depan ada di tangan kita sendiri Kata mereka para pemberani Para pemberani lagi mikirin bagaimana bangun rumah bersama anak istri Sedang aku lagi mikirin bagaimana rasanya pacaran walau hanya sekali Mereka para pemberani lagi nyicil mobil pribadi Sedang aku lagi nyicil kartu triji Mereka para pemberani setiap tahun ngirimin duit belasan kali Sedang aku lagi nabung duit buat beli rambutan setali Mereka para pemberani ngasih duit buat donasi Sedang aku minjam duit buat beli nasi Mereka para pemberani waktu liburan travel ke luar negeri Sedang aku waktu liburan travel di kamar terkunci Mereka para pemberani sibuk setiap hari untuk mengembangkan diri Sedang aku sibuk setiap hari menambah aib pribadi Terlalu malu aku menuliskan gambaran diri Sebab yang ada hanya memalukan diri sendiri Ah, para pemberani aku pengen menyandarkan diri Kepada kalian para ... Bingung mau nulis apa lagi. Gaya penulisan puisi ini terinspirasi dari tulisan Najwa Shihab dan Abdur Rasyad (

Menyangkal Diri

"Nikmatnya berpuasa". Aku percaya bahwa kalimat di atas akan keluar dari mulut orang2 yang menjalankan puasa dengan sungguh2. Kenapa aku mengatakan demikian? Setelah 2 hari aku menjalani puasa, aku sedikitnya sudah memahami apa arti dari penyangkalan diri . Aku masih mengingat firman yang diucapkan oleh Yesus tentang penyangkalan diri, yaitu Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. (Matius 16 : 24) Sebelumnya, aku tidak paham arti dari menyangkal diri . Aku berpikir bahwa menyangkal diri adalah sebuah hal yang membingungkan, sebab aku berkata dalam hatiku, "Bagaimanakah mungkin seseorang dapat menyangkal dirinya sendiri? Bukankah kita harus percaya kepada diri sendiri? Sebab jikalau saya menyangkal diri, maka saya akan semakin terjebak dalam rasa rendah diri." Aku baru sadar bahwa pemikiran itu adalah salah. Menurut apa yang saya yakini dan alami, pe