Terbangun dari sebuah mimpi,
"Aku mirip seperti seorang pencuri. Aku menyelinap melalui dinding gedung2 - mirip seperti sebuah penjara.
Di tempat ini, ada semacam Lampu Patroli yang sangat besar. Ketika aku menyelinap ke gedung2 itu, aku selalu menghindar dari cahaya lampu itu. Sebab aku berpikir bahwa jikalau aku terkena cahaya itu, penjaga akan menangkapku.
Aku berpindah dari ruangan satu ke ruangan lain. Sewaktu tiba di ruangan baru, tiba2 seorang penjaga gedung berlari dengan cepat melalui anak tangga.
Aku pikir ia telah melihatku. Aku bersembunyi di balik tembok. Dan ketika ia hendak sampai di anak tangga terakhir, aku pun menendangnya, dan ia terjatuh.
Namun, ia tidak menjaga seorang diri. Seorang penjaga lain melihatku, dan melemparkan granat padaku. Bersamaan dengan itu, aku membunuh penjaga tersebut. Tetapi, ia sudah membuang granatnya tepat di depan mataku.
Bom itu meledak dan nyawaku tinggal 15 exp."
Aku pun terbangun.
Dan aku segera melihat jam dari hpku.
Sekarang sudah pukul 05.59 WIB.
Aku berpikir,
"Bagaimana mungkin aku dapat mempersiapkan diri hanya dalam waktu semenit saja? Aku pasti membutuhkan energi lebih pada hari ini sebab aku akan berangkat ke kampus pagi ini. Aku tidak akan mungkin dapat membantu teman2ku yang hendak berdiskusi denganku karena pastinya aku tidak akan kuat dalam berkonsentrasi nanti."
Aku berpikir lagi,
"Apakah puasaku kemarin akan gagal hanya karena aku melewati jam awal mulai puasa?"
Dan sebuah pikiran muncul untuk membelaku yang berkata,
"Sabat dibuat untuk manusia, bukan manusia untuk Sabat."
Berbagai pikiran pengacau pun muncul dengan berkata,
"Kemurnian puasamu telah gagal."
Aku teringat dengan kata Joseph Prince bahwa setiap hari iblis akan berusaha mengacaukan segala pikiran baik kita dengan cara menuduhkan kepada kita bahwa kita telah gagal.
Karena itu, aku pun berpikir optimis dengan berkata,
"Puasa ini kan bukan untuk memurnikan aku dari dosa, tetapi untuk menjauhkan aku akan dosa yang mungkin akan aku lakukan. Oleh karenya, aku akan tetap melanjutkan puasa ini hingga hari ketujuh. Terlebih lagi, Yesus sang Anak Manusia juga melakukan puasa. Bukankah kita juga meniru Yesus cara hidup Yesus juga? Meskipun kita tidak akan pernah melakukannya secara sempurna - sebab kita memang tidak sempurna. Aku yakin dan percaya bahwa puasa yang dilakukan Yesus adalah sebuah pertanda baik bagi kita. Semacam sunnah. "
Akhirnya aku menemukan jawabannya,
Puasa adalah sebuah PERINGATAN.
Sama seperti ketika Yesus menyuruh murid-muridNya untuk selalu melakukan Perjamuan Kudus.
Peringatan akan apa? Peringatan bahwa Yesus juga pernah dicobai di padang gurun. Itulah jawabannya.
Puasa adalah peringatan bahwa hidup tidak pernah lepas dari pencobaan.
Ya Abba, ya Bapa, kuatkanlah aku hingga hari terakhir. Amen.
Firman penguat,
Jesus said to him, "If I will that he remain till I come, what is that to you? You follow Me."