Menurutku, hal "menitipkan doa" adalah sebuah kebiasaan yang salah. Apakah menitipkan doa kepada ayah, ibu ataupun kepada pendeta adalah hal yang salah? Menurutku, hal itu adalah hal yang salah juga. Jadi, apakah kita juga salah jikalau kita menitipkan doa dari seorang yang lebih benar dari kita? Salah juga. Kenapa? Ya, karena tidak ada seorang pun yang benar di hadapan Allah, akibatnya doa yang diucapkan oleh seorang pembunuh dengan doa yang diucapkan seorang Paus sekalipun memiliki kedudukan yang sama di hadapan Tuhan. Kuasa doa tidak dilihat dari siapa yang mendoakannya, tetapi dilihat dari apakah doanya sesuai dengan kehendak Tuhan.
Lagipula, kenapa kita harus menitipkan doa kepada orang lain? Bukankah kita bisa melakukannya sendiri?
#002