Kemarin, saya baru saja minta ttd kepada dosen (Pak Rosman) untuk pengesahan dosen pembanding dan juga diskusi mengenai jadwal seminar. Tetapi, bapak itu tidak mau nandatangani soalnya tidak etis menurut beliau. Dan bapak itu nyuruh saya minta ttd terlebih dahulu kepada dosen pembimbing saya.
Karena hari masih pagi (< jam 10), saya langsung nge-sms Ibu Esther. Usai sms Ibu tuh, aku segera ke kamar mandi untuk BAK. Tiba2 sebuah getaran muncul dari kantong celanaku. Karena masih dalam keadaan BAK, aku pun memutuskan untuk tidak ngangkatnya. Soalnya saya berpikir juga bahwa itu mungkin teman saya saja, toh nanti bisa ditelpon lagi.
Eh usut punya usut ...
Ternyata telpon tadi tuh adalah dosen pembimbing saya, Ibu Esther.
Aduh ...
"Gimana ini? Apa yang harus kulakuin?", pikirku dalam hati
Aku pun bertanya pada temanku Artika apa yang harus aku lakukan. Ia pun nyuruh aku untuk nge-sms balik ibu itu dan meminta maaf. Sms pun kulayangkan dari hpku, dengan isi berikut.
" Maaf Bu, tadi nggak bisa ngangkat telpon. "
Kebetulan, Clinton salah satu sahabatku lewat dari depanku. Aku pun menceritakan kejadian barusan. Dan menunjukkan padanya sms tadi serta menanya pendapatnya.
"Clin, kek mana pendapatmu tentang sms ku ini?", tanyaku.
"Kalok aku kian Ja, aku buat kiannya alasanku kenapa nggak bisa angkat telpon", tukas Clinton.
"Gini Clin, tadi aku kan lagi di kamar mandi, karena rasaku kurang elok kalok buat alasan lagi di kamar mandi sama Ibu itu, jadinya aku nggak buat alasan kenapa nggak angkat telpon.", jawabku.
Clinton pun mengangguk seraya setuju terhadap pendaptku.
Setengah jam pun berlalu, dan Ibu Esther tidak nge-sms ku balik. Pikiranku pun kacau. Dan mengada2 tentang hal buruk yang mungkin akan terjadi nanti.
Selama satu harian aku pun tidak bisa tenang. Lebihnya lagi, pikiranku terbang melayang menuju ke 'chaos'.
Aku pun tidak dapat menahan air mata yang berada di pelupuk mataku.
Malam pun berganti jadi pagi.
Sebuah kabar baik pun datang lagi melalui sms WA oleh temanku, Clinton.
"Ja, Bu Ester smp hari senin ga ke USU. Tapi kalo mau cepet dpt ttd bisa jumpa ke rumah ibu itu katanya.
Jam 4 bisa kita ksana.
Jl. PON III no. 9 (komp. perumahan di blkg TM Pahlawan jl. S. Raja / blkg pajak Halat)".
Sebuah harapan pun lahir kembali. Dan pemikiran jernih pun datan menghampiri seraya berkata,
JANGAN PERNAH BERKOMPROMI SEKALIPUN DENGAN PEMIKIRAN BURUK, SEBAB KAMU AKAN JATUH DI PANGKUANNYA TIDAK PERDULI SEBERAPA HEBAT KAU MELAWANNYA.
Ya, seperti Yesus berkata,
"Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."