Skip to main content

Hujan Turun Pada Masanya (Part 4/4)

Praise the Lord! Akhirnya 'hujan' itu pun turun pada masanya.

Saya menyambut gembira perayaan wisuda y diselenggarakan pada Selasa pagi di Auditorium USU, Medan, Sumatera Utara. Perayaan wisuda ini diikuti oleh sejumlah fakultas di USU seperti FEB, FKep, Fisipol, FFarm, FHut, FMIPA, dan FIB.

Saya ucapkan selamat kepada teman2 y wisuda Selasa kemarin. Semoga apa y kita dapatkan kemarin dapat menjadi pintu berkat bagi pribadi kita masing2.

Ini gambar gue sendiri.

Bagi saya pribadi, gelar sarjana ini adalah karunia Tuhan semata, sebab itu saya hendak menyayikan 
lagu pujian syukur bagi-Nya.

" Andaikan kasihMu tidak merangkulku, aku lemah.
Seluruh hidupku tidaklah menentu, lelah, resah.

Kau ulur tanganMu menuntun langkahku yang tersendat; 
dan dengan darahMu, Kau uras jiwaku keji sesat.

Terasa amanlah hatiku, menyerah kepadaMu.
Kuatirku lenyap; jalanku 'kan tetap bersamaMu.

Kirimlah Roh Kudus memimpinku terus di jalanMu.
Nanti di sorgaMu kupuji kasihMu genap megah."

(PKJ 121 Andaikan KasihMu Tidak Merangkulku)

Akhir kata, ucapan terimakasih y teramat sangat kepada orang2 (keluarga, dosen2, teman2, jurusan matematika, etc) y telah membantu saya selama ini, baik dukungan moral maupun moril (caplok kata2 teman awak. Hehehehhe) sehingga dapat memperoleh gelar sarjana ini.

Saya dan bersama keluarga saya. (Kiri ke Kanan: Bapak, Budianto, Saya, Novelita, Mamk)

Saya bersama teman2 dari Matematika USU 2013. (Kiri ke kanan: Bamba, Yogi, Aprianto, Clinton, Saya, Yoko, Agelh, Icha, Rico)

Tak lupa, juga ucapan terimakasih saya kepada panitia y telah mempersiapkan papan bunganya sehingga saya punya foto2 'partinggal' dari acara wisuda kemarin.

Saya bersama Matematika USU 2013 dan 2016. (Nggak usah gue sebutin nama2nya, soalnya masih ada y nggak gue tau namanya)

Tuhan kiranya memberi damai sejahtera-Nya buat kita semua.

;)

Deli Serdang, 3 Maret 2018
Raja Karmen Pane

Popular posts from this blog

Wakare No Yokan by Teresa Teng (English & Indonesian Translation)

Kali ini, saya hendak berbagi terjemahan lirik lagu Wakaren No Yokan (Teresa Teng). Sebetulnya, lagu Wakare No Yokan ini berbahasa Jepang. Tapi, alunan melodi lagu ini telah menggugah hati saya untuk mencari makna yang terkandung dalam lagu ini. Pertama2, saya mencari terjemahan lirik lagunya dalam bahasa Indonesia melalui Googel. Nggak ketemu. Lalu, saya berpikir sejenak. "Gimana ya bisa menemukan terjemahannya?" Sebuah ide pun tiba2 muncul di kepala saya. English translation. Saya pun mengetikkan kata kunci ini di Google. " English translation of Wakare No Yokan by Teresa Teng ." Beruntung, saya pun menemukannya dari alamat di bawah ini. Wakare No Yokan - Teresa Teng (English Translation) Thanks a lot for the admin who share that translating for us. Lets see my translation! Please comment, jika anda menemukan terjemahan y kurang cocok atau pun y salah. Arigatto! Wakare No Yokan - Teresa Teng Presentiments of a Break-up Firas

Puisi 3 Hari | Part 3

Para Pemberani dan Aku Masa depan ada di tangan kita sendiri Kata mereka para pemberani Para pemberani lagi mikirin bagaimana bangun rumah bersama anak istri Sedang aku lagi mikirin bagaimana rasanya pacaran walau hanya sekali Mereka para pemberani lagi nyicil mobil pribadi Sedang aku lagi nyicil kartu triji Mereka para pemberani setiap tahun ngirimin duit belasan kali Sedang aku lagi nabung duit buat beli rambutan setali Mereka para pemberani ngasih duit buat donasi Sedang aku minjam duit buat beli nasi Mereka para pemberani waktu liburan travel ke luar negeri Sedang aku waktu liburan travel di kamar terkunci Mereka para pemberani sibuk setiap hari untuk mengembangkan diri Sedang aku sibuk setiap hari menambah aib pribadi Terlalu malu aku menuliskan gambaran diri Sebab yang ada hanya memalukan diri sendiri Ah, para pemberani aku pengen menyandarkan diri Kepada kalian para ... Bingung mau nulis apa lagi. Gaya penulisan puisi ini terinspirasi dari tulisan Najwa Shihab dan Abdur Rasyad (

Menyangkal Diri

"Nikmatnya berpuasa". Aku percaya bahwa kalimat di atas akan keluar dari mulut orang2 yang menjalankan puasa dengan sungguh2. Kenapa aku mengatakan demikian? Setelah 2 hari aku menjalani puasa, aku sedikitnya sudah memahami apa arti dari penyangkalan diri . Aku masih mengingat firman yang diucapkan oleh Yesus tentang penyangkalan diri, yaitu Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. (Matius 16 : 24) Sebelumnya, aku tidak paham arti dari menyangkal diri . Aku berpikir bahwa menyangkal diri adalah sebuah hal yang membingungkan, sebab aku berkata dalam hatiku, "Bagaimanakah mungkin seseorang dapat menyangkal dirinya sendiri? Bukankah kita harus percaya kepada diri sendiri? Sebab jikalau saya menyangkal diri, maka saya akan semakin terjebak dalam rasa rendah diri." Aku baru sadar bahwa pemikiran itu adalah salah. Menurut apa yang saya yakini dan alami, pe