Para Sahabat Raja. Ngeri kali ya judulnya? Heheheheh. Saya sengaja buatin gitu agar lebih wow sikit.
Kali ini, saya ingin berbagi tentang orang2 yang saya kategorikan menjadi sahabat saya.
Saya sebut satu2 sambil menjelaskan gimana karakter para sahabat saya, yang pastinya menurut pandangan paling objektif dari saya. Para sahabat y saya ceritain diurutkan berdasarkan siapa duluan y saya kenal. So, lets see!!
1. Bresman Simatupang
Bresman ini adalah sahabat pertama saya. Saya mengenalnya bahkan sebelum saya menginjakkan kaki di sekolah dasar. Dia sering dipanggil dengan sebutan Pakkat, sebab dia lahir di kota Pakkat - salah satu kecamatan yang ada di Kab. Humbang Hasundutan.
Ada begitu banyak pengalaman y pernah saya alami bersamanya. Saya akan ceritain sebanyak mungkin y masih saya ingat.
Pertama,
Jaga Rahasia Saya Kalok Saya Kencing di Celana
Kejadian ini terjadi ketika kami masih kelas 1 SD. Kebetulan, ketika itu saya kencing di celana saya karena menahan diri untuk tidak ke WC terlalu lama. Bell pun berbunyi dan saatnya pulang. Seperti biasa, saya dan Bresman setiap pulang sekolah minta kunci ke sekolah tempat ibu saya ngajar, soalnya hanya ada 1 kunci rumah. Sebelum kami pergi ke sana, saya bilang ke Bresman agar tidak menyampaikan hal ini kepada Ibu saya, dan ia menuruti perkataan saya. Yang saya kagumi dari dia adalah raut mukanya tidak tampak mengejek saya, padahal saya sangat takut keliatan oleh teman2 lainnya. Tapi, di depannya saya tidak merasa malu.
Kedua,
Makanin Kue Tahun Baru di Rumahku
Seperti biasa, kami berdua selalu pulang sama karena arah rumah kami sama. Sebelum dia pulang ke rumahnya, saya mengajak dia singgah bentar di rumah saya untuk makan2 soalnya ada banyak makanan di rumah. Dia pun mengangguk setuju pada saya. Di rumah, kami makan sebanyak y kami mampu. Yang paling saya ingat adalah Bresman lahap kali makan kacang dan juga pisang. Sampe2 pisang kami tinggal beberapa buah lagi (kayaknya < 5), akibatnya sekembali ibu saya dari sekolah memarahi saya karena pisang y udah tinggal sedikit. Hahahaha. Lucu rasanya ingat itu.
Ketiga,
Bek andalan Tim Kami (Parbalerong)
Saya dan anak2 sekitar Pasar Doloksanggul seringkali bermain bola di Pajak Doloksanggul, atau kata kerennya Onan. Seringkali, ketika kami main bola di sana ada saja anak2 dari lingkungan lain ngajak kami untuk bertanding. Saya selalu y menjadi pembuat keputusan di sana, soalnya saya adalah salah satu y paling tua dari orang2 satu tim saya. Sebelum memutuskan apakah kami akan bertanding dengan mereka, satu aspek y selalu saya pikirkan adalah "Siapa kiper tim kami? Siapa orang y bertahan di tim kami?" Kalok kiper nggak ada y mumpuni nggak apa2 asalkan ada bek y bagus, itulah cara saya membuat keputusan. Disinilah peran Bresman. Kalok ada dia di tim kami, saya nggak khawatir lagi tentang pertahanan kami. Soalnya, dia memiliki kaki y kuat untuk manutaki (nendang bola2 sekeras2nya ke arah gawang lawan), dan dia cukup pandai untuk bertahan. Hanya saja, ketika melakukan serangan Bresman tidak begitu memiliki chemistry dengan saya, akibatnya serangan kami tidak cukup baik - namun hal ini bisa diatasi kalok adekku, Joko Pane ikut bermain bersama kami.
Keempat,
Kadang2 Licik Ketika Bermain Guli
Tapi, kelicikannya nggak pernah dia buat ketika saya ikut bermain. Bresman ngelakuinnya ketika bersama2 anak2 lainnya.
Kelima,
Sangat Segan Pada Saya
Nggak tahu kenapa, menurut saya Bresman ini begitu segan pada saya. Dia nggak pernah berani memukul saya, apalagi mengejek saya. Bahkan bercanda pada saya pun, kagak. Saya sangat bingung dengan rasa segannya y begitu besar pada saya. Makanya, saya jadi kadang2 tidak begitu terbuka padanya tentang hal2 y bersifat pribadi. Tapi, dia itu baik kali pada saya. Seringkali, sewaktu saya tidak punya duit, dia beliin makanan buat saya. Kalok uangnya pas-pasan, dia membagi sebagian rotinya buat saya. Mungkinkah rasa segannya ini adalah akibat dari rasa hormatnya y begitu tinggi pada saya? Saya tidak tahu. Kalok dia membaca ini suatu saat, saya berharap dia memberikan komentarnya. :D
Keenam,
Bresman itu Orang yang Pemberani
Kenapa saya bilang begitu? Dia tidak pernah takut berkelahi dengan orang y memiliki badan y lebih tinggi dan lebih besar dari dia. Padahal setiap saya liat lawannya, saya merasa takut dalam hati. Saya sudah beberapa kali melihat dia berkelahi. Memang sih, dia selalu kalah menurut saya, tetapi dia tidak pernah menangis meskipun mukanya berdarah sehabis berkelahi. Bahkan setelah usai berkelahi meski kalah, tidak ada sedikit pun saya lihat rasa takut terhadap lawannya terlihat dari mukanya. Saya kagum dengan keberaniannya. Saya acungkan 2 jempol!
Ketujuh,
Teman y Bukunya Sering Gue Pinjamin
Satu kali seminggu saya selalu minjam buku IPS punya Bresman. Dia selalu mau minjaminnya, soalnya dia mau minjam PR y sudah saya kerjakan. Nggak apalah. Balas budi, pikirku. Karena buku IPS adalah buku pinjaman, akibatnya saya selalu dipacu untuk nyelesain tugas IPS dalam 2 hari saja, soalnya dia juga membutuhkannya. Kendati demikian, hal ini memberi banyak manfaat bagi saya, terkhusus tentang memanfaatkan waktu y singkat sebaik-baiknya.