Skip to main content

Relife?

Sewaktu saya menyuci baju pada pukul 6 sore tadi, tiba2 sebuah pertanyaan muncul dalam pikiran saya.

"Jikalau saya diberi kesempatan untuk mengulang hidup saya (relife), maka ke umur berapakah saya akan memulainya?"

Begitulah bunyinya.

Termenung sebentar, dan sebuah jawaban menghampiri kepala saya.

"Umur 13 tahun, ketika saya masih menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Pertama."

Kenapa?

Saya pengen belajar serius dari mulai kelas 7 sampai kelas 9 agar bisa diterima di SMAN 2 Yayasan Soposurung, Balige. SMA Yasop (singkatannya) ini sudah terkenal di kalangan masyarakat telah berhasil menciptakan siswa2 yang mandiri dan berprestasi. Bahkan, konon katanya y saya dengar2, SMA Yasop ini udah terkenal juga di Jawa (tempat orang2 berpendidikan) sana.

Lebih lengkapnya, silahkan klik disini.

Kenapa saya pengen sekolah di sana? Sebab saya pengen hidup mandiri. Sebagian siswa di SMA Yasop ini ditempatkan di asrama. Mereka adalah orang2 y telah melalui berbagai tahap penyeleksian, dari mulai Tes Akademik, Tes Kesehatan, dan Tes Olahraga.

Di asrama Yasop ini, para siswa tersebut dibentuk menjadi manusia2 y mandiri dan juga berdisiplin tinggi. Alhasil, banyak siswa2 didikan SMA Yasop ini berhasil meraih prestasi tingkat nasional bahkan sampai luar negeri (datanya sih nggak saya lampirkan, saya ngomong kek gini, karena saya dengar dari anak guru saya dimana anaknya lulusan SMA Yasop y berhasil menempuh pendidikan tinggi di Jepang).

Sayangnya, saya nggak berhasil masuk ke SMA ini. Saya pikir saya gagal di tes wawancara. Sebab, sewaktu tes wawancara itu saya sangat gugup dan lama mikirin jawaban atas pertanyaan2 y diajukan pada saya.

Sampai kini pun masih tersimpan rasa sesal atas kegagalan saya dalam tes tersebut padahal itu udah berlalu 7 tahun lalu.

Kenapa rasa sesal ini masih tinggal dalam diri saya? Sebab sampai saat ini, saya masih belum mampu untuk hidup mandiri.

Sampai kapankah saya menyesalkan kejadian itu? Sampai saya bisa hidup mandiri. Berjuang tanpa lelah untuk orang2 dan sesuatu y saya cintai.
Saya rasa itu adalah akhir dari penyesalan ini.

Harapan saya sih, kemandirian ini bisa saya miliki sebelum umur 25 nanti (< 3 tahun lagi).

:(

Popular posts from this blog

Wakare No Yokan by Teresa Teng (English & Indonesian Translation)

Kali ini, saya hendak berbagi terjemahan lirik lagu Wakaren No Yokan (Teresa Teng). Sebetulnya, lagu Wakare No Yokan ini berbahasa Jepang. Tapi, alunan melodi lagu ini telah menggugah hati saya untuk mencari makna yang terkandung dalam lagu ini. Pertama2, saya mencari terjemahan lirik lagunya dalam bahasa Indonesia melalui Googel. Nggak ketemu. Lalu, saya berpikir sejenak. "Gimana ya bisa menemukan terjemahannya?" Sebuah ide pun tiba2 muncul di kepala saya. English translation. Saya pun mengetikkan kata kunci ini di Google. " English translation of Wakare No Yokan by Teresa Teng ." Beruntung, saya pun menemukannya dari alamat di bawah ini. Wakare No Yokan - Teresa Teng (English Translation) Thanks a lot for the admin who share that translating for us. Lets see my translation! Please comment, jika anda menemukan terjemahan y kurang cocok atau pun y salah. Arigatto! Wakare No Yokan - Teresa Teng Presentiments of a Break-up Firas

Puisi 3 Hari | Part 3

Para Pemberani dan Aku Masa depan ada di tangan kita sendiri Kata mereka para pemberani Para pemberani lagi mikirin bagaimana bangun rumah bersama anak istri Sedang aku lagi mikirin bagaimana rasanya pacaran walau hanya sekali Mereka para pemberani lagi nyicil mobil pribadi Sedang aku lagi nyicil kartu triji Mereka para pemberani setiap tahun ngirimin duit belasan kali Sedang aku lagi nabung duit buat beli rambutan setali Mereka para pemberani ngasih duit buat donasi Sedang aku minjam duit buat beli nasi Mereka para pemberani waktu liburan travel ke luar negeri Sedang aku waktu liburan travel di kamar terkunci Mereka para pemberani sibuk setiap hari untuk mengembangkan diri Sedang aku sibuk setiap hari menambah aib pribadi Terlalu malu aku menuliskan gambaran diri Sebab yang ada hanya memalukan diri sendiri Ah, para pemberani aku pengen menyandarkan diri Kepada kalian para ... Bingung mau nulis apa lagi. Gaya penulisan puisi ini terinspirasi dari tulisan Najwa Shihab dan Abdur Rasyad (

Menyangkal Diri

"Nikmatnya berpuasa". Aku percaya bahwa kalimat di atas akan keluar dari mulut orang2 yang menjalankan puasa dengan sungguh2. Kenapa aku mengatakan demikian? Setelah 2 hari aku menjalani puasa, aku sedikitnya sudah memahami apa arti dari penyangkalan diri . Aku masih mengingat firman yang diucapkan oleh Yesus tentang penyangkalan diri, yaitu Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. (Matius 16 : 24) Sebelumnya, aku tidak paham arti dari menyangkal diri . Aku berpikir bahwa menyangkal diri adalah sebuah hal yang membingungkan, sebab aku berkata dalam hatiku, "Bagaimanakah mungkin seseorang dapat menyangkal dirinya sendiri? Bukankah kita harus percaya kepada diri sendiri? Sebab jikalau saya menyangkal diri, maka saya akan semakin terjebak dalam rasa rendah diri." Aku baru sadar bahwa pemikiran itu adalah salah. Menurut apa yang saya yakini dan alami, pe