Sebuah pertanyaan muncul dalam kepalaku setelah membaca 1 Samuel 28.
Bunyinya seperti ini,
"Sesatkah seseorang apabila ia meminta berhubungan dengan arwah orang mati melalui seorang perantara? Jika ya, kenapa Samuel y merupakan Nabi Tuhan, mau dipertemukan dengan Saul melalui perantaraan seorang peramal? Atau mungkinkah karena arwah Samuel terpaksa datang karena mungkin saja para arwah nggak bisa nolak kalo dipanggil oleh para peramal?"
Menurutku sih, nggak salah asalkan para peramal y kita jumpai adalah peramal SUNGGUHAN. Bukan 'dukun' palsu.
Yang salah itu sebenarnya, kita pergi ke tempat peramal y palsu. Makanya nggak bisa mendapatkan jawaban atas masalah y kita hadapi.
Kenapa kubilang demikian?
Aku berangkat dari fakta bahwa 'ada2 saja orang2 sakit setelah pergi ke peramal menjadi sembuh, padahal ke dokter mereka ngggak dapat diobati.' Contoh terdekatnya adalah ibuku pernah sembuh dari penyakitnya setelah menjumpai para peramal. Baru2 ini pun aku dapat kabar kalo ayah temanku sembuh dari penyakitnya setelah berobat ke peramal.
Itulah jawaban 'sementara' ku. Nggak tahu ini bakal permanen. Yang pasti, aku selalu terbuka kepada jawaban2 y dapat diterima oleh akal sehatku.
;)