Hari ini aku sedang melanjutkan 'perjalanan' ku ketika membaca sebuah buku yang berjudul Hasrat Untuk Belajar karangan Raymond Wlodkowski dan Judith Jaynes.
Satu kalimat berikut memberikan inspirasi bagiku. Bunyinya kek gini,
"Mereka mendapat nilai y baik, tapi cenderung melihatnya sebagai informasi ringkas mengenai kualitas belajar mereka ketimbang melihatnya sebagai simbol identitas mereka."
Kalimat di atas merupakan salah satu karakteristik seorang anak y punya hasrat untuk belajar.
Katanya, hasrat belajar dapat dibentuk di sekolah setelah di keluarga.
Namun, kenapa kebanyakan sekolah gagal membentuk hasrat belajar seorang anak? Hal ini dapat dilihat dari, kebanyakan anak2 hanya belajar ketika ujian hendak dikakukan. Bahkan ada y belajar hanya satu hari sebelum ujian diberlangsukan - seperti pengalamanku. :D
Menurutku, salah satunya disebabkan oleh karena Sistem Rangking y diberlakukan di sekolah. Kenapa? Karena Sistem Rangking di sekolah adalah pemicu pandangan tentang nilai itu adalah sebuah identitas y mengakibatkan seorang anak lebih berfokus untuk menjadi juara kelas ketimbang mendapatkan ilmu.
Berdasarkan pengalaman pribadiku, aku pernah beberapa kali menjadi juara kelas. Namun, motivasi y memicuku agar menjadi juara kelas bukan karena ingin mendapatkan ilmu apalagi untuk meningkatkan kualitas diri tapi hanya agar aku mendapat pengakuan dari orangtua dan teman2ku. Akibatnya apa? Setelah kenaikan kelas, aku lupa dengan kebanyakan pelajaran2 y sebelumnya aku pelajari. Bahkan banyak teman2ku y bisa dibilang juara kelas mencontek juga agar tetap jadi juara kelas.
Aku memang belum melakukan sebuah riset tentang hal ini, cuman didasarkan pada pengalaman pribadiku saja dan pengamatanku terhadap teman2ku y pernah menjadi juara kelas.
Aku pengen bertanya. Apa sih guna Sistem Rangking di sekolah? Bagiku, itu cuman tempat untuk pamer diri.
Jadi, apa y harus dilakukan? Menurutku, sistem perangkingan harus di hapus dari sekolah.
Jadi kalok gitu, misalnya ada y bertanya kek mana caranya mau memberikan beasiswa bagi y berprestasi atau cara memilih anak2 y diutus sebagai perwakilan dari sekolah untuk mengikuti olimpiade kalok sekolah udah menghapus Sistem Rangking?
Ya dilakukan tes saja.
Sistem Rangking y kumaksud disini adalah sistem perangkingan y bersifat sebagai identitas aja. Contohnya, seorang guru memberikan rapot kepada murid2nya berdasarkan rangking y ia peroleh, atau sekolah y memanggil juara2 kelas ke depan lapangan sekolah agar diketahui seluruh murid2. Sistem kayak gini lah y kumaksud untuk dihapus.
Jadi, penghapusan sistem rangking y kayak gini - menurutku - akan dapat membuang salah satu y penghambat demi tercapainya sebuah hasrat untuk belajar bagi anak2 di sekolah.
Begitulah kura-kura.
#sekedarOpiniDoank