Skip to main content

Resolusi Tahun Baru 2018


Tulisan ini saya ambil dari buku diari Birgaldo. Kok Birgaldo? Soalnya setiap buku diari saya buat namanya. Nama2 yang saya pilih adalah tokoh2 yang saya kagumi. Birgaldo adalah salah satunya. Saya mengaguminya karena dia adalah seorang aktifis yang begitu pemberani dalam memperjuangkan kemanusiaan.

Back to the laptop! Tulisan ini saya tuliskan 31 Desember 2017 yang lalu. Saya memposting ini kembali sebagai pengingat saya untuk menuntaskan resolusi2 yang belum tercapai. Beginilah isinya. Sengaja ditulis miring biar keliatan mana tulisannya.

Tulisan terakhir kali in akan aku tutup dengan resolusi untuk tahun 2018.
Menurut yang kubaca, resolusi adalah ketetapan hati, kebulatan tekad untuk mengambil sikap, melakukan tindakan, serta menunjukkan ‘perilaku baru’ yang berbeda dengan yang sudah2.
Akhirnya, aku dapat intinya yaitu
PERILAKU BARU YANG BERBEDA DARI YANG SUDAH SUDAH
So, aku akan me-listkan seluruh resolusiku untuk menyambut tahun 2018.
  1. Karena di dalamnya ada harapan, aku harus sidang bulan Januari 2018 dan mengikuti wisuda di bulan Februari 2018.
  2. Setelah udah wisuda nanti, aku harus belajar memasak dengan ibuku. Caranya ya, membantu ibuku memasak di pagi hari atau sore hari.
  3. Tidak berwajah dan bernada ‘mutung’ ketika berkomunikasi dengan saudara/i ku. Terlebih lagi ke kakakku Nove yang suka marah2.
  4. Menyapu rumah di pagi hari. Apakah itu rumah yang di Medan atau rumah yang di Doloksanggul. Aku harus ingat bahwa hal ini sebagai latihanku untuk mendisiplinkan diri untuk menghadapi duniaku secara mandiri di masa mendatang.
  5. Mempelajari teknik bela diri setiap hari. Waktu yang kusisihkan untuk kegiatan ini adalah 20 menit/hari. Dan itu pun udah maksimal. Nggak usah ditambah2 Ja. Dua puluh menit sudah cukup (sumber: Youtube).
  6. Menulis diari setiap hari.
  7. Membaca Alkitab di pagi hari. Kira2 pukul 5 pagi.
  8. Eh, hampir lupa. Ketika aku balik lagi nanti ke Medan, kira2 tanggal 3 atau 4 Januari 2018 ini aku harus langsung giat mengerjakan jurnalku dan perbaikan skripsiku, serta harus menjumpai dosen2ku paling lambat tanggal 11 Januari 2018.
  9. Untuk gaya hidup dalam pola makan nanti sekembali ke Medan, aku harus selalu membeli menyediakan lauk untuk dimakan di pagi hari. Dan memeriksa apakah nasi udah dimasak apa belum? Jika belum, langsung dimasak malam harinya.
  10. Mengapel rumah di Medan (kalok rumah yang di kampung aku masih ragu2 melakukannya, soalnya takut nggak bersih selesai diapel). Kulakukan di hari Sabtu pagi pada pukul 9.
  11. Ketika udah membaca chattingan teman, langsung dibalas aja. Nggak usah ditunda-tunda. Dan usahakan untuk “mencuit” di grup2 chatting. Jangan menjadi orang yang selalu diam. Silent reader no, if the answer is needed.
  12. Untuk tidur malam, aku harus lakukan pada pukul 22.00 WIB. Jikalau masih sulit untuk tidur, aku udah harus berbaring di tempat tidur dan menutup selimut. STOP MAININ hp! OK.
  13. Mainin Hp kalok nggak ada yang menchatting paling lama 30 menit. Dan langsung distop. Dan lakukan pekerjaan yang lebih penting. Misalnya, membaca buku kalok nggak ada kerjaan.
  14. Mencetak ‘tarombo’ dari marga ayah dan ibu sekembali ke Medan (bersamaan apa aja Ja, waktu memfotocopy buku). Udah harus dicetak sebelum wisuda!.
  15. Sebelum melakukan perantauan, aku udah harus membaca 20 buku di tahun 2018. Targetnya sih, satu buku per dua minggu. Jadi, kalok sampe Desember 2018 (dilakukan rutin) udah dapet 52/2 atau 26 buku. Jikalau 80% mencapai kebenarannya, maka aku udah harus membaca sebanyak 21 buku. #godblessme
  16. Setelah udah sidang nanti, aku harus menawarkan diri kepada temanku Rico Simatupang untuk membantu Bang Ridwan dalam menyusun skripsinya hingga seminar hasil. Tuhan Yesus, Roh Kudus dan Bapa kiranya mengajariku dan Bang Ridu (nickname Bang Ridwan) agar dapat menyelesaikan skripsinya.
  17. Belajar buku Kalkulus James Stewart hingga tuntas. Kerjakan kayak sebelum2nya (semua soal dikerjakan. Kalo nggak tahu, tinggal dipelajari dari buku jawabannya yang didapat dari bookfi). Soalnya hal itu pasti mempengaruhi alam sadarku.
  18. Tidak membawa perasaan tentang ‘pikiran2 buruk’. Lebih bersikap cuek terhadap ‘pikiran buruk’. Dan berdoa aja di dalam hati, semoga semuanya baik2 saja. ALL IS WELL.
  19. Menggosok gigi setiap selesai makan. Apalagi sebelum tidur.
  20. Usahakan teratur makan 3 kali sehari. Untuk pagi, pada pukul 6.30 WIB. Untuk siang, pada pukul 13.00 WIB. Untuk malam, pada pukul 19.00 atau 18.30 WIB.
  21. Langsung cuci piring kalok udah selesai makan. Hindari main Hp. Soalnya Hp yang membuat ‘tarlalap’.
  22. Setiap ada pekerjaan, LANSUNG DIKERJAKAN. JANGAN DITUNDA2, dan percaya bahwa KALOK UDAH MENUNDA2, 3 HARI LAGI AKAN DITUNDA2 JUGA (udah sering ngalaminya).
  23. Nggak membanding2kan diri dengan orang lain. Terlebih perkara prestasi yang dicapai. Nggak usah menceriterakan kisah sukses orang lain kepada ayah dan ibuku. Jika ditanya, baru diceriterakan. Itupun secukupnya aja (kagak panjang2).
  24. Ngucapin selamat bagi keberhasilan orang di pesbuknya. Nggak usah malu2 lagi. Terlebih ke teman2 mu Ja.
  25. Resolusi yang mungkin untuk terakhir yang kutulis di tahu 2017 ini. Soalnya udah nggak punya ide lagi, “Nggak mudah marah atau tidak pernah marah terhadap masalah2 sepele”.
  26. Belajar menulis 1 artikel per bulan.
Tak lupa bahwa semua ini tidak akan tercapai tanpa niat yang tulus dan kerja keras serta pengharapan akan berkat Tuhan.
Tuhan, Engkaulah yang meridoinya. Dalam nama Yesus, aku menulis. Amen.


Begitulah resolusi yang saya tulis pada tanggal 31 Desember tahun lalu. Saya nulisnya kira2 2 jam sebelum tahun baru tiba. Dan saya berhenti menulis 10 menit sebelum tahun baru tiba, Keren kan? Nggak? Bagi saya sih itu keren. Hehehehhehe.

Oya, dari 26 resolusi yang ada, udah hampir setengah lebih yang udah pada berhasil saya capai. Diantaranya resolusi bernomor 1 (100 %), 3 (udah bisa dibilang agak berhasil soalnya saya nggak bernada ‘mutung’ setiap kali kakakku nelpon. Tapi nggak tau lah ya, kalok misalnya dia datang ke Medan ini. Saya ‘mutung’ apa kagak?), 4 (sesekali sih), 5 (kayaknya setiap hari meski nggak fulltime) , 6 (lumayan seringlah, bisa dibilang lumayan berhasil), 7 (ini udah hampir tiap hari), 8 (udah selesai), 9 (kalok ini bisa dibilang berhasil sebanyak 75%), 10 (kadang2 sekali 1 minggu, kadang2 sekali 2 minggu), 11 (udah saya lakukan), 15 (setiap hari saya selalu baca buku, hanya saja nggak ada buku yang benar2 tuntas saya baca karena buku nggak boleh dipinjam dari Perpustakaan USU. Soalnya, status saya udah nggak aktif lagi sebagai mahasiswa), 19 (selesai makan siang nggak soalnya nggak lagi di rumah. Kalok malamnya, 90% kemungkinannya akan saya lakukan), 20 (memang sering 3 kali makan sehari tapi jamnya masih belum teratur), 21 (kalok ini saya lakuin selalu unless kalok keadaan lagi terburu2), 24 (beberapa kali udah dilakukan).

Ternyata udah ada hampir 14 tercapai ya? Senang melihatnya. Untuk yang lain yang belum sama sekali saya mengkomitmenkan diri harus lakuinnya setidaknya dalam taraf 50% tercapai.

God bless.


Popular posts from this blog

Wakare No Yokan by Teresa Teng (English & Indonesian Translation)

Kali ini, saya hendak berbagi terjemahan lirik lagu Wakaren No Yokan (Teresa Teng). Sebetulnya, lagu Wakare No Yokan ini berbahasa Jepang. Tapi, alunan melodi lagu ini telah menggugah hati saya untuk mencari makna yang terkandung dalam lagu ini. Pertama2, saya mencari terjemahan lirik lagunya dalam bahasa Indonesia melalui Googel. Nggak ketemu. Lalu, saya berpikir sejenak. "Gimana ya bisa menemukan terjemahannya?" Sebuah ide pun tiba2 muncul di kepala saya. English translation. Saya pun mengetikkan kata kunci ini di Google. " English translation of Wakare No Yokan by Teresa Teng ." Beruntung, saya pun menemukannya dari alamat di bawah ini. Wakare No Yokan - Teresa Teng (English Translation) Thanks a lot for the admin who share that translating for us. Lets see my translation! Please comment, jika anda menemukan terjemahan y kurang cocok atau pun y salah. Arigatto! Wakare No Yokan - Teresa Teng Presentiments of a Break-up Firas

Puisi 3 Hari | Part 3

Para Pemberani dan Aku Masa depan ada di tangan kita sendiri Kata mereka para pemberani Para pemberani lagi mikirin bagaimana bangun rumah bersama anak istri Sedang aku lagi mikirin bagaimana rasanya pacaran walau hanya sekali Mereka para pemberani lagi nyicil mobil pribadi Sedang aku lagi nyicil kartu triji Mereka para pemberani setiap tahun ngirimin duit belasan kali Sedang aku lagi nabung duit buat beli rambutan setali Mereka para pemberani ngasih duit buat donasi Sedang aku minjam duit buat beli nasi Mereka para pemberani waktu liburan travel ke luar negeri Sedang aku waktu liburan travel di kamar terkunci Mereka para pemberani sibuk setiap hari untuk mengembangkan diri Sedang aku sibuk setiap hari menambah aib pribadi Terlalu malu aku menuliskan gambaran diri Sebab yang ada hanya memalukan diri sendiri Ah, para pemberani aku pengen menyandarkan diri Kepada kalian para ... Bingung mau nulis apa lagi. Gaya penulisan puisi ini terinspirasi dari tulisan Najwa Shihab dan Abdur Rasyad (

Menyangkal Diri

"Nikmatnya berpuasa". Aku percaya bahwa kalimat di atas akan keluar dari mulut orang2 yang menjalankan puasa dengan sungguh2. Kenapa aku mengatakan demikian? Setelah 2 hari aku menjalani puasa, aku sedikitnya sudah memahami apa arti dari penyangkalan diri . Aku masih mengingat firman yang diucapkan oleh Yesus tentang penyangkalan diri, yaitu Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. (Matius 16 : 24) Sebelumnya, aku tidak paham arti dari menyangkal diri . Aku berpikir bahwa menyangkal diri adalah sebuah hal yang membingungkan, sebab aku berkata dalam hatiku, "Bagaimanakah mungkin seseorang dapat menyangkal dirinya sendiri? Bukankah kita harus percaya kepada diri sendiri? Sebab jikalau saya menyangkal diri, maka saya akan semakin terjebak dalam rasa rendah diri." Aku baru sadar bahwa pemikiran itu adalah salah. Menurut apa yang saya yakini dan alami, pe