Kemarin2 aku begitu semangatnya untuk melanjutkan hidup hanya karena puisi Najwa Shihab yang menginspirasiku.
Namun sekarang, pengen rasanya aku 'pergi'. Hatiku nggak akan kuat menahan 'amarah' ini setiap hari. Terlebih aku punya salah satu penyakit yang katanya '7 deadly sins'.
Iri hati.
Setiap kali melihat pesbuk teman2 lamaku, aku merasa iri. Aku terus menyalahkan diriku. Kok mereka pada mampu hidup mandiri dan menjalani hidupnya dengan rasa syukur? Kok aku nggak?
Mereka pada sudah pikirin bagaimana hidup mereka ke depan. Lah aku, hanya bisa berbaring dengan penuh kemalasan di tempat tidur.
Furthermore, Ibu yang merupakan sebagai penasehat terbaikku telah 'tiada'. Ibu kagak bisa menasehatiku seperti dulu lagi. Hanya Ibulah satu2nya alasanku bertahan hingga saat ini.
Pengen sekali mati untuk hari ini juga.
Tapi...
Keinginan tersebut terhenti sejenak karena aku masih ragu bahwa
Apakah aku rela pergi dan meninggalkan Ibu untuk saat ini?
Nggak papa, pikirku. Asalkan kematianku meninggalkan berkat bagi lainnya. Seperti kepergian orang2 karena kecelakaan pesawat. Mereka pergi dan keluarga yang ditinggalkan dapat 'berkat'.
Maksudku. Uang. Uang yang sangat cukup untuk dipakai satu keturunan. Seenggaknya menurutku.
Bukannya aku pengen orang lain mati karena aku pengen mati. Tapi, jikalau bisa memilih, aku pengen mati karena kecelakaan pesawat.
Kalok kek gitu. Mungkin, aku akan rela pergi meninggalkan Ibu.
Pengen rasanya hal itu cepat datang sebelum pikiranku semakin keos.
:(