Sekitar pukul 10 pagi saya dan Ibu tiba di SMPN 1 Doloksanggul. Tampak di hadapan saya, seluruh siswa duduk di teras kelasnya masing-masing. Dan ada yang berpakaian bebas.
Ada apa ya? tanya saya dalam hati.
Saya dan Ibu pun mencari tempat duduk di teras ruangan yang tepat berada di sebelah Kantor Sekolah.
Terdengar pembicaraan dari guru bahwa hari ini adalah perpisahan bagi kelas IX.
Ohh begitu toh. Untunglah, saya merasa lega sebab saya akan terhibur sedikit.
Acara pun dimulai dengan kata sambutan dari siswa kelas VII. Seorang gadis bertubuh pendek. Saya merasa 'iri' dengannya sebab ia bisa begitu pede memberi kata sambutan padahal ia masih kelas VII. Sedangkan saya sewaktu masih seumur dia, hanya menjadi pendengar saja bahkan hingga kini.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan seperti, vokal grup/solo dari siswa maupun guru, dance, dan tortor.
Melihat para siswa melaksanakan kegiatannya masing2 baik dance, dan vokal grup, saya malah jadi berkecil hati bukannya terhibur seperti yang saya harapkan di awal.
Kenapa? Sebab saya tidak pernah tampil seperti mereka saat saya seumuran itu. Ya, yang saya lakukan hanya menjadi penonton.
Kenapa saya nggak pernah mau ikut tampil? Sebab saya merasa takut berbuat kesalahan. Saya takut merasa malu. Takut diketawai oleh orang-orang.
Padahal, penampilan tadi ada juga beberapa siswa yang melakukan kesalahan ketika perform dan diketawai.
Kok mereka tetap mau tampil ya? Tanya saya lagi dalam hati. Kenapa mereka bisa menghadapi situasi seperti itu sedangkan saya tidak?
Maksud awal pengen dihibur malah makin down. Inilah salah satu alasan saya kenapa saya seringkali menolak untuk hadir ke acara2 yang banyak orang2nya.
Saya pengen langsung pergi ke rumah dan tidur untuk meninggalkan acara itu. Tapi, karena Ibu saya dan juga rasa segan terhadap guru2 di sekolah, saya tidak melakukannya.
Pikiran2 tadi pun membawa saya ke pikiran yang memberatkan hati saya lagi. Yang mana? Yaitu, saya seorang pengangguran. Ya, PENGANGGURAN.
Saya merasa begitu kecil hati duduk bersama guru2 saya sewaktu SMP, apalagi dulu saya dikenal sebagai anak yang pandai.
Saya pengen menangis saat itu. Tapi nggak akan saya lakukan sebab itu memalukan.
Hah....... saya hembuskan nafas beberapa kali untuk meringankan sedikit beban yang ada di hati.
Saya hanya berpura2 menikmati acara itu.
Oya, sewaktu melihat para siswa tampil, yang seringkali saya pikirkan saat itu adalah TIME MACHINE.
Ya, Mesin Waktu. Yang bisa membuat saya kembali ke masa lalu. Seandainya alat itu ada dan bisa saya gunakan, maka saya pengen mengulang kehidupan saya atau kembali ke masa lalu, dan memperbaiki segalanya.
Namun hal itu hanya membuat hati saya semakin terbebani sebab hal itu adalah hal yang mustahil.
Oya, akhir acara dilakukan dengan makan bersama para guru di ruang kantor dan siswa/i kelas IX makan snack di ruangan kelasnya masing-masing. Sedangkan, kelas VII dan VIII pulang ke rumahnya masing2.
Makanan yang disediakan di Kantor Guru adalah Mie Gomak ada telor ayam + kerupuk dan sebungkus mihun goreng.
2 bungkus mihun goreng Ibu terima dan Ibu masukkan ke dalam tasnya.
Seusai makan bersama itu, Ibu R. Sinuraya mengajak Ibu pulang bersama sebab arah rumah kami sama.
Sekitar pukul 1 siang kami tiba di rumah. Setelah nyampe, saya langsung menulis status ini.