Skip to main content

Cantik Sih Tapi...

Sekitar 10 menit yang lalu (kira2 jam 17.09 WIB) gua pulang dari rumah tempat gua ngasih les privat. Setelah 70 an m berjalan kaki, seorang gadis lewat di samping gua.

Kami saling tatapan, wajahnya cantik, menurut gua. Sebelumnya dia udah pernah gua liat duduk di depan rumahnya. Dari jauh memang menurutku dia cantik tapi gua belum yakin soalnya gua kan rabun. Soalnya gua udah sering melihat gadis dari jauh cantik, eh sampai gua liat dari dekat gak seperti yang gua bayangin.

Yang ini beda. Benar2 cantik orangnya. Rambutnya ia ikat jadi satu ke belakang. Badannya kira2 setinggi gua. Bagi cewek, itu udah lumayan tinggi.

Tapi gua jadi kurang suka (dikit) karena dia make jenis celana untuk cewek yang gua kurang suka liatnya. Sopan sih. Kagak di atas lutut, cuman modelnya itu gua kurang suka. Model bunga2 di celananya.

Alai banget gua ya, karena pakaian gua jadi ilfeel sikit. Nggak tahu kenapa, ada di pikiran bawah sadarku tersirat bahwa pakaian yang digunakan seseorang juga menggambarkan karakter seseorang.

Tapi setelah berjalan 30 an langkah, gua mengubah pandangan itu. Kan pakaian itu bisa diganti... Yang membuatku kurang suka dia bukan pakainnya lagi tapi cara jalannnya. Sendalnya di'seret-seret'. Gua kurang suka ke cewek yang jalannya kayak gitu.

Menurut gua (menurut gua ya) orang yang menyeret2 sandalnya ketika jalan terkesan tomboy (untuk cewek), kurang rapi, dan mudah marah), kurang anggun.

Jujur, gua sangat gak suka dengan cewek yang kasar. Apalagi suka marah. Orang tomboi biasanya punya kebiasaan kek gitu.

Tapi sih... kalo diberi kesempatan (hehehhehehe) gua mau coba dulu. Coba jadi kekasihnya. Hehehhhehhe...

Kan gak salah mencoba, bisa jadi perkiraan gua semuanya salah. Kayak Tokopedia bilang "COBA AJA DULU".

Note: Kejadiannya di Jl. Maduma II

Popular posts from this blog

Wakare No Yokan by Teresa Teng (English & Indonesian Translation)

Kali ini, saya hendak berbagi terjemahan lirik lagu Wakaren No Yokan (Teresa Teng). Sebetulnya, lagu Wakare No Yokan ini berbahasa Jepang. Tapi, alunan melodi lagu ini telah menggugah hati saya untuk mencari makna yang terkandung dalam lagu ini. Pertama2, saya mencari terjemahan lirik lagunya dalam bahasa Indonesia melalui Googel. Nggak ketemu. Lalu, saya berpikir sejenak. "Gimana ya bisa menemukan terjemahannya?" Sebuah ide pun tiba2 muncul di kepala saya. English translation. Saya pun mengetikkan kata kunci ini di Google. " English translation of Wakare No Yokan by Teresa Teng ." Beruntung, saya pun menemukannya dari alamat di bawah ini. Wakare No Yokan - Teresa Teng (English Translation) Thanks a lot for the admin who share that translating for us. Lets see my translation! Please comment, jika anda menemukan terjemahan y kurang cocok atau pun y salah. Arigatto! Wakare No Yokan - Teresa Teng Presentiments of a Break-up Firas

Puisi 3 Hari | Part 3

Para Pemberani dan Aku Masa depan ada di tangan kita sendiri Kata mereka para pemberani Para pemberani lagi mikirin bagaimana bangun rumah bersama anak istri Sedang aku lagi mikirin bagaimana rasanya pacaran walau hanya sekali Mereka para pemberani lagi nyicil mobil pribadi Sedang aku lagi nyicil kartu triji Mereka para pemberani setiap tahun ngirimin duit belasan kali Sedang aku lagi nabung duit buat beli rambutan setali Mereka para pemberani ngasih duit buat donasi Sedang aku minjam duit buat beli nasi Mereka para pemberani waktu liburan travel ke luar negeri Sedang aku waktu liburan travel di kamar terkunci Mereka para pemberani sibuk setiap hari untuk mengembangkan diri Sedang aku sibuk setiap hari menambah aib pribadi Terlalu malu aku menuliskan gambaran diri Sebab yang ada hanya memalukan diri sendiri Ah, para pemberani aku pengen menyandarkan diri Kepada kalian para ... Bingung mau nulis apa lagi. Gaya penulisan puisi ini terinspirasi dari tulisan Najwa Shihab dan Abdur Rasyad (

Menyangkal Diri

"Nikmatnya berpuasa". Aku percaya bahwa kalimat di atas akan keluar dari mulut orang2 yang menjalankan puasa dengan sungguh2. Kenapa aku mengatakan demikian? Setelah 2 hari aku menjalani puasa, aku sedikitnya sudah memahami apa arti dari penyangkalan diri . Aku masih mengingat firman yang diucapkan oleh Yesus tentang penyangkalan diri, yaitu Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. (Matius 16 : 24) Sebelumnya, aku tidak paham arti dari menyangkal diri . Aku berpikir bahwa menyangkal diri adalah sebuah hal yang membingungkan, sebab aku berkata dalam hatiku, "Bagaimanakah mungkin seseorang dapat menyangkal dirinya sendiri? Bukankah kita harus percaya kepada diri sendiri? Sebab jikalau saya menyangkal diri, maka saya akan semakin terjebak dalam rasa rendah diri." Aku baru sadar bahwa pemikiran itu adalah salah. Menurut apa yang saya yakini dan alami, pe