Skip to main content

Taman Kota Doloksanggul dan Usaha Impianku

Tadi sore, sekitar pukul 4 sore, kami berkunjung ke tanah Pomparan Oppung Maradu Siambaton untuk melihat tanah yang hendak ditraktor nantinya.

Aku, Ibu, dan kakak membawa bahan makanan untuk pentraktor besok. Kakak menitipkannya kepada Tulang.

Usai itu, kami mengelilingi tanah Oppung itu. Ternyata luas juga, pikirku. Dan aku kepikiran suatu ide. Apa itu?

Aku pengen menyulap tanah itu menjadi sebuah destinasi wisata.

Destinasi wisata seperti tempat di Bogor yang pernah aku kunjungi tahun 2019 lalu. Hanya saja destinasi wisata yang akan dibuat ini nantinya lebih mengarah ke taman kota, yang diisi oleh bunga-bunga yang indah.

Ohya, aku pengen membuat tempat itu menjadi sebuah tempat bagi orang2 Doloksanggul untuk merayakan sebuah momen. Seperti perpisahan sekolah, liburan anak-anak.

Di tempat itu nanti harus diesediakan banyak spot foto yang pastinya harus instagramable. Namun, harus diingat bahwa tempat itu dibangun dengan biaya seminimal mungkin.

Untuk membangunnya, memang bukan biaya yang kecil. Kurasa, diperlukan uang ratusan juta.

Hal ini yang membuatku merasa pesimis, sebab aku sampai saat ini tidak punya pekerjaan yang tetap. Gimana aku bisa mewujudkannya?

Padahal selain itu, aku masih pengen membangun warung kakak, Ove Kitchen nantinya. Membuat sebuah warung dengan desainku sendiri.

Gimana aku bisa mendapatkan duit untuk mewujudkannya?

Gimana kalo jadi PNS ?

Mungkin, ini adalah salah satu jalan yang paling mungkin untuk kuraih. Misalnya nih, seperti yang Ibuku lakukan, aku meminjam sekian ratus juta dengan menggadaikan SK PNS ku. Nah, utang itu akan dibayar sekitar 10 tahun. Dan dari duit itu akan kuperunakan untuk membangun taman kota itu.

Tapi, taman kota itu tidak akan aku bangun sebelum warung Ove Kitchen jadi.

Umurku saat ini sudah 25 tahun, kesempatan yang kumiliki sekitar 10 tahun lagi yang mana peesyaratan maksimal PNS adalah umur 35 tahun. Tapi, kurasa aku hanya punya waktu maksimal 5 tahun lagi. Soalnya kapasitas otakku menurun terus, tambahnya lagi warung kakak, Ove Kitchen, gak tahu apa bertahan sampai 5 tahun lagi. Apalagi di masa Corona ini, pendapatan dari warung itu terus menurun.

Ohya, jikalau kedua hal diatas gak bisa kudapatkan, hal apa yang akan kukerjakan?

Mungkin, aku akan membuka usaha Warung Digital (Wartal). Dimana di warung itu hal yang dijual adalah sebuah lukisan digital dengan berbagai macam drawing style.

Dan diwarung itu nantinya, lukisan diprint ke dalam kertas foto. Biasanya, lukisan2 itu digunakan sebagai hadiah ulang tahun, ucapan selamat sukses, perpisahan, pokoknya jadi kenang-kenangan. Ohya, kalo misalnya nanti itu sukses, aku akan membuka lesnya juga. Kelas ilustrasi. Dan penghasilan dari sini jika lumayan, akan dialihkan untuk membangun warung Ove Kitchen, dan Taman Kota.

Terlalu kebesaran angan2 ku ini? Impossible? Maybe.

Ya, namanya juga angan-angan, masak dibatasi dalam berangan-angan?

Cmiiw

🙏😊🙋‍♂️

Popular posts from this blog

Wakare No Yokan by Teresa Teng (English & Indonesian Translation)

Kali ini, saya hendak berbagi terjemahan lirik lagu Wakaren No Yokan (Teresa Teng). Sebetulnya, lagu Wakare No Yokan ini berbahasa Jepang. Tapi, alunan melodi lagu ini telah menggugah hati saya untuk mencari makna yang terkandung dalam lagu ini. Pertama2, saya mencari terjemahan lirik lagunya dalam bahasa Indonesia melalui Googel. Nggak ketemu. Lalu, saya berpikir sejenak. "Gimana ya bisa menemukan terjemahannya?" Sebuah ide pun tiba2 muncul di kepala saya. English translation. Saya pun mengetikkan kata kunci ini di Google. " English translation of Wakare No Yokan by Teresa Teng ." Beruntung, saya pun menemukannya dari alamat di bawah ini. Wakare No Yokan - Teresa Teng (English Translation) Thanks a lot for the admin who share that translating for us. Lets see my translation! Please comment, jika anda menemukan terjemahan y kurang cocok atau pun y salah. Arigatto! Wakare No Yokan - Teresa Teng Presentiments of a Break-up Firas

Puisi 3 Hari | Part 3

Para Pemberani dan Aku Masa depan ada di tangan kita sendiri Kata mereka para pemberani Para pemberani lagi mikirin bagaimana bangun rumah bersama anak istri Sedang aku lagi mikirin bagaimana rasanya pacaran walau hanya sekali Mereka para pemberani lagi nyicil mobil pribadi Sedang aku lagi nyicil kartu triji Mereka para pemberani setiap tahun ngirimin duit belasan kali Sedang aku lagi nabung duit buat beli rambutan setali Mereka para pemberani ngasih duit buat donasi Sedang aku minjam duit buat beli nasi Mereka para pemberani waktu liburan travel ke luar negeri Sedang aku waktu liburan travel di kamar terkunci Mereka para pemberani sibuk setiap hari untuk mengembangkan diri Sedang aku sibuk setiap hari menambah aib pribadi Terlalu malu aku menuliskan gambaran diri Sebab yang ada hanya memalukan diri sendiri Ah, para pemberani aku pengen menyandarkan diri Kepada kalian para ... Bingung mau nulis apa lagi. Gaya penulisan puisi ini terinspirasi dari tulisan Najwa Shihab dan Abdur Rasyad (

Menyangkal Diri

"Nikmatnya berpuasa". Aku percaya bahwa kalimat di atas akan keluar dari mulut orang2 yang menjalankan puasa dengan sungguh2. Kenapa aku mengatakan demikian? Setelah 2 hari aku menjalani puasa, aku sedikitnya sudah memahami apa arti dari penyangkalan diri . Aku masih mengingat firman yang diucapkan oleh Yesus tentang penyangkalan diri, yaitu Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. (Matius 16 : 24) Sebelumnya, aku tidak paham arti dari menyangkal diri . Aku berpikir bahwa menyangkal diri adalah sebuah hal yang membingungkan, sebab aku berkata dalam hatiku, "Bagaimanakah mungkin seseorang dapat menyangkal dirinya sendiri? Bukankah kita harus percaya kepada diri sendiri? Sebab jikalau saya menyangkal diri, maka saya akan semakin terjebak dalam rasa rendah diri." Aku baru sadar bahwa pemikiran itu adalah salah. Menurut apa yang saya yakini dan alami, pe