Skip to main content

Jurnal Kamis, 2 Juli 2020

Sungguh, aku kesal banget dengan diri gua saat ini. Aku begitu penakut. Aku takut berhubungan dengan orang-orang. Aku takut membuat makin banyak orang yang kecewa padaku. Kakakku aja sangat membenciku. Makanya, aku makin menjauhkan diri dari kumpulan orang-orang.

Orang-orang sangat sulit memahami diriku. Aku aja tidak bisa memahami diriku sendiri.

Tapi, apakah kamu tahu? Ketika aku menyendiri, hidupku lebih bermakna. Setidaknya itulah yang kurasa.

Begini. Ketika kakakku tidak di rumah, aku selalu belajar memasak. Beda dengan ketika dia di rumah, keinginanku belajar masak gak ada. Aku sebenarnya pengen belajar masak sama dia, tetapi dia itu tidak ramah, suka marah-marah. Makanya malas banget belajar sama dia. Ketika sendiri, enak banget belajarnya. Kalo salah, ya gak ada yang marahin. Kalo gagal, ya tinggal dicoba lagi.

Memangnya kamu gak butuh apresiasi?

Aku butuh sih, tapi gak harus. Soalnya, yang terpenting buatku, apa yang kupelajari jadi makin lebih baik.

Kenapa kamu kesal dengan dirimu?

Ya, yang paling utama bukan karena aku pengangguran. Tapi, karena aku begitu penakut. 

Apa yang kamu takutkan?

Aku takut dibunuh (mati) SEBELUM cita-citaku tercapai.

Memangnya apa cita-citaku?

Pengen membuat sebuah karya yang indah.

Karya apa yang hendak kamu buat?

Buat sebuah hal yang mendunia, seperti film. 

Film seperti apa yang pengen kamu buat?

Film kayak Kimi No Nawa.

Apakah kamu punya cita-cita lain?

Punya, tapi cita-cita ini bisa berhasil bila cita-cita yang pertama berhasil. Kalo kata lainnya sih, ya punya banyak duit.

Apa saja cita-cita lainmu itu?

Membuat warung digital, museum seni, dan terakhir membahagiakan gadis yang kucintai.

Apakah kamu sudah punya rencana bagaimana untuk mencapai semua impianmu itu?

Sudah. Syarat pertama dan terutama dan memang sangat mutlak adalah aku harus menjadi seorang pemberani.

Memangnya kamu tidak tahu cara menjadi pemberani?

Tahu, tapi biasanya aku menjadi berani karena terpaksa. Sebenarnya, aku bisa menjadi pemberani, tapi rasa takutku akan membuat kegagalan/kesalahan lebih besar sehingga aku selalu membatalkan niat itu.

Ohya terakhir, aku pengen bertanya kepada yang sedang membaca ini.

Bagaimana aku dapat menghilangkan rasa takutku akan pembunuhan, pencurian, penipuan dan pengkhianatan? Soalnya itulah semua hal yang membuatku takut untuk menjadi berani. Kalo secara realita, itu semua gak bakal bisa dihilangkan dari lingkugan hidup. Apakah mungkin buatku menghilangkan trauma akan hal itu?




Popular posts from this blog

Wakare No Yokan by Teresa Teng (English & Indonesian Translation)

Kali ini, saya hendak berbagi terjemahan lirik lagu Wakaren No Yokan (Teresa Teng). Sebetulnya, lagu Wakare No Yokan ini berbahasa Jepang. Tapi, alunan melodi lagu ini telah menggugah hati saya untuk mencari makna yang terkandung dalam lagu ini. Pertama2, saya mencari terjemahan lirik lagunya dalam bahasa Indonesia melalui Googel. Nggak ketemu. Lalu, saya berpikir sejenak. "Gimana ya bisa menemukan terjemahannya?" Sebuah ide pun tiba2 muncul di kepala saya. English translation. Saya pun mengetikkan kata kunci ini di Google. " English translation of Wakare No Yokan by Teresa Teng ." Beruntung, saya pun menemukannya dari alamat di bawah ini. Wakare No Yokan - Teresa Teng (English Translation) Thanks a lot for the admin who share that translating for us. Lets see my translation! Please comment, jika anda menemukan terjemahan y kurang cocok atau pun y salah. Arigatto! Wakare No Yokan - Teresa Teng Presentiments of a Break-up Firas

Puisi 3 Hari | Part 3

Para Pemberani dan Aku Masa depan ada di tangan kita sendiri Kata mereka para pemberani Para pemberani lagi mikirin bagaimana bangun rumah bersama anak istri Sedang aku lagi mikirin bagaimana rasanya pacaran walau hanya sekali Mereka para pemberani lagi nyicil mobil pribadi Sedang aku lagi nyicil kartu triji Mereka para pemberani setiap tahun ngirimin duit belasan kali Sedang aku lagi nabung duit buat beli rambutan setali Mereka para pemberani ngasih duit buat donasi Sedang aku minjam duit buat beli nasi Mereka para pemberani waktu liburan travel ke luar negeri Sedang aku waktu liburan travel di kamar terkunci Mereka para pemberani sibuk setiap hari untuk mengembangkan diri Sedang aku sibuk setiap hari menambah aib pribadi Terlalu malu aku menuliskan gambaran diri Sebab yang ada hanya memalukan diri sendiri Ah, para pemberani aku pengen menyandarkan diri Kepada kalian para ... Bingung mau nulis apa lagi. Gaya penulisan puisi ini terinspirasi dari tulisan Najwa Shihab dan Abdur Rasyad (

Menyangkal Diri

"Nikmatnya berpuasa". Aku percaya bahwa kalimat di atas akan keluar dari mulut orang2 yang menjalankan puasa dengan sungguh2. Kenapa aku mengatakan demikian? Setelah 2 hari aku menjalani puasa, aku sedikitnya sudah memahami apa arti dari penyangkalan diri . Aku masih mengingat firman yang diucapkan oleh Yesus tentang penyangkalan diri, yaitu Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. (Matius 16 : 24) Sebelumnya, aku tidak paham arti dari menyangkal diri . Aku berpikir bahwa menyangkal diri adalah sebuah hal yang membingungkan, sebab aku berkata dalam hatiku, "Bagaimanakah mungkin seseorang dapat menyangkal dirinya sendiri? Bukankah kita harus percaya kepada diri sendiri? Sebab jikalau saya menyangkal diri, maka saya akan semakin terjebak dalam rasa rendah diri." Aku baru sadar bahwa pemikiran itu adalah salah. Menurut apa yang saya yakini dan alami, pe