Sekitar pukul 7 pagi tadi, kakak menelpon ayah untuk memberitahukan bahwa aku harus datang ke rumah sakit. Sesampai disana, kakak memberitahukan padaku bahwasanya Ibu tidak bisa bicara lagi.
Benarlah yang kutakutkan semalam, keadaan Ibu mungkin akan makin memburuk. Ibu tidak bisa berbicara lagi dengan suara yang jelas. Menggerakkan tangannya pun tidak, dan duduk pun tidak bisa. Kakak berkata bahwa ini terjadi pada pukul 4 pagi. Ibu mengeluh bahwa ia kedinginan. Namun, setelah jam 6 pagi, sudah kesulitan menggerakkan anggota tubuhnya.
Kemarin malam, aku masih sangat menikmati perbincangan dengan Ibu. Ibu bahkan berbicara dengan sangat jelas.
Aku bertanya banyak hal pada Ibu.
"Mak, ise do tahe namambahen istilah demokrasi?" "Ndang huboto"
"Dibotoho do pe Pancasila?", "huboto"
"Dok ma jo..", Ibu mengangguk tidak tahu.
"Mak aha do tahe cita-citam", "ndang adong be"
"Tikki gelleng do maksudhu", "dokter, bidan".
"Pengacara do nimmu tikki sehat ho".
"Aha do tahe lapatanni demokrasi?", "ndang huboto"
"Terdiri sian 2 hata i, ima demos dan kratos. Demos ahama, kratos ahama?", "demos ima kerakyatan, kratos ima pemerintahan"
"Jadi ahama lapatanna?", "demokrasi ima pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat".
"Ise ma negara namamakke demokrasi pertamakali di dunia?" "Amerika"
"Ise do tahe pencetus demokrasi? Samuel aha do tahe?", "Samuel Kant"
Itulah sebagian perbincanganku dengan Ibu.
Kami bercanda sekitar setengah jam. Kakak sempat memintaku untuk menjaga Ibu malam itu, namun aku menolaknya sebab aku sudah merasa begitu lelah. Aku menyesali tindakanku itu. Padahal kemarin aku sempat terpikir untuk merekam pembicaraanku dengan Ibu, tapi nyatanya tidak. Sekarang, aku tidak bisa bercanda lagi dengan Ibu. Ibu hanya bisa mengangguk saja.
Jikalau keadaan makin memburuk, aku tidak tahu harus hidup bagaimana. Aku akan merasa begitu hampa jika keadaan Ibu makin memburuk. Aku masih ingin bersama Ibu lebih lama.
Jika Ibu pergi, aku juga berencana untuk suicide. Aku berharap, jika Ibu pergi, aku juga pergi. Karena bagiku, hidup tidaklah begitu bermakna lagi kalau Ibu tiada.