Pukul tengah sebelas tadi aku melihat Ibu sedang berpegangan ke kulkas. Aku kira Ibu hendak membuka freezer, ternyata Ibu hendak jatuh. Dengan segera aku menahan Ibu dengan memegang tangannya dan menyuruhnya duduk di kasur yang ada di ruang tamu.
Panik. Aku begitu panik. Aku mengira ini mungkin serangan stroke. Lalu, aku mengambil tensimeter untuk mengukur tekanan darah Ibu. 144/100. Aku menduga Ibu memang kena serangan stroke.
Lalu, kuajak Ibu ke dapur untuk makan agar segera memakan obatnya. Kubiarkan Ibu duduk di kasur dan meminta kakak yang sedang di kamar tidur untuk menjaganya sebentar, sedangkan aku membawakan makanan Ibu. Sebanyak lima suap kakak berikan pada Ibu, dan aku membawakan obat Ibu, Amlodipine 5mg.
Kuberikan 1 buah pada Ibu, namun Ibu kesulitan memasukkannya ke dalam mulutnya. Biasanya, Ibu melemparkannya dengan tangan kanannya, namun kali ini sepertinya Ibu kesulitan melakukannya. Ibu hanya memasukkannya ke dalam mulutnya tanpa melemparkannya. Air minum kuberi tapi Ibu sempat mencicipi obat tersebut dalam lidahnya dan merasa kepahitan. Kuminta Ibu untuk membuangnya saja. Dan kuberikan satu buah lagi. Untuk yang kedua juga, Ibu tidak melemparkannya juga. Namun, untung saja Ibu bisa menelannya. Aku sudah begitu takut, kalo kalo Ibu tidak mampu menelannya, akan berakibat fatal.
Kakak pun menyarankan agar membawakan Ibu ke rumah sakit, namun aku menahannya untuk mencari informasi terdahulu sebelum membawa Ibu. "Penanganan pertama pada stroke", kalimat itu kuketikkan dalam browserku. Informasi yang kuperoleh adalah 'jangan panik, dan segera membawa yang sakit ke rumah sakit untuk meminimalisir saraf yang rusak. Sebab ketika orang terkena stroke, sel saraf di kepala terputus sedikit demi sedikit'.
Setengah jam pun berlalu, dan aku tidak melihat perubahan pada Ibu, aku dan kakak memutuskan untuk membawa Ibu ke Rumah Sakit. Kami mengambil kursi roda untuk membawa Ibu ke pinggir jalan untuk dipindahkan ke becak. Kebetulan hari ini adalah hari Jumat, banyak kendaraan di tengah jalan, sehingga tidak memungkinkan untuk membawanya menggunakan mobil.
Tengah dua belas aku tiba di Rumah Sakit. Ibu dan kakak sudah berada di ruang UGD. Ibu terlentang disana, tubuh bagian kanannya sulit digerakkan, dan bicara pun hanya dengan suara pelan.
Kukira dokter akan datang pada pukul 2 siang, tapi ternyata tidak sama sekali. Dokter hanya memberikan resep melalui perawat. Keluhan yang kami sampaikan pada perawat adalah tidak bisa berjalan, dan riwayat penyakit gula dan stroke. Perawat menyampaikan bahwasanya Ibu didiagnosa penyakit stroke.